Teman-temanku mengajakku naik gunung untuk mengadakan BBQ bersama. Saya sangat terkejut bertemu Takasho (Shoko Takahashi) di sini. Dia adalah seorang idola dan saya adalah penggemar beratnya. Sepertinya dia juga mengadakan BBQ bersama teman-temannya. Ketika Shoko datang untuk meminta saus kari kepada kami, saya tidak sengaja menyentuh jarinya. Itu saja sudah cukup membuat jantungku berdebar kencang dan kakiku gemetar. Tiba-tiba terjadi hujan deras, Shoko ingin pergi mengambil jas hujan sehingga ia kembali ke tempat parkir sendirian. Tempat parkir jauh sekali dari sini, hujan deras sehingga sulit mencari jalan. Saya sangat khawatir jadi saya mengejarnya. Untungnya kami menemukan Shoko tetapi kami berdua tersesat. Berdiri di tengah hujan di gunung seperti ini sangatlah berbahaya. Tiba-tiba kami melihat sebuah rumah kosong di dekatnya, kami berdua masuk ke dalam untuk menghindari hujan. Takut Shoko kedinginan, saya melepas baju saya untuk dia kenakan, mencari handuk untuk menyerap air untuknya, dan menghibur, menyemangati, dan meyakinkan Shoko. Sepertinya Shoko masih kedinginan jadi kami duduk berdekatan agar tetap hangat. Sepertinya itu belum cukup sehingga kami berdua saling berpelukan, berbagi kehangatan satu sama lain. Karena begitu dekat dengan Shoko, mau tak mau aku ingin menciumnya. Tampak tersentuh atas kebaikan dan kepedulian saya, Shoko pun menyambut saya.Kami langsung “menyatu” bersama, saling menghangatkan tubuh untuk mengatasi badai ini. Keesokan harinya, matahari mulai bersinar, tim penyelamat menemukan kami, Shoko menanyakan alamat saya dan kami berpisah dari sana.